Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ingin Menjadi Dokter

Menjadi seorang dokter adalah cita-cita banyak individu yang ingin memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Profesi ini bukan hanya menjanjikan karir yang cemerlang, tetapi juga membawa ilmu yang mendalam untuk menyelamatkan nyawa. Namun, perjalanan untuk menjadi seorang dokter bukanlah jalan yang mudah. Artikel ini akan membahas langkah-langkah konkret yang harus diambil untuk meraih impian menjadi seorang dokter yang sukses.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ingin Menjadi Dokter

Masa Preklinik: Fondasi Pendidikan Kedokteran

Masa Preklinik merupakan awal dari perjalanan menjadi seorang dokter. Dalam tiga setengah tahun pertama, mahasiswa menjalani kuliah dengan materi yang terbagi dalam blok-blok, seperti Neurologi, Kulit, dan Pediatri. Namun, berbeda dengan program pendidikan lain, jurusan Kedokteran tidak mengenal sistem SKS, melainkan fokus pada pembelajaran mendalam dalam berbagai blok tersebut.

Selama masa Preklinik, mahasiswa Kedokteran juga menghadapi ujian tulis, OSCE, dan SOCA. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah ujian praktek yang menguji kemampuan menebak diagnosa penyakit pasien simulasi. SOCA (Student Oral Case Analysis) adalah ujian lisan yang menguji pemahaman mahasiswa tentang kasus penyakit tertentu. Mahasiswa juga harus menyelesaikan skripsi di semester 7 untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).

Koas: Membiasakan Diri dengan Praktik Klinik

Tahap selanjutnya dalam perjalanan menjadi dokter adalah koas atau Co-Assistant. Di sini, mahasiswa akan berinteraksi langsung dengan pasien di bawah pengawasan dokter senior. Durasi koas berlangsung 1,5 hingga 2 tahun, dan melibatkan berbagai stase seperti bedah, anak, THT, dan lainnya. Selain tugas di rumah sakit, mahasiswa juga harus mempresentasikan analisis penyakit di depan dokter senior.

Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)

Setelah menyelesaikan koas, mahasiswa menghadapi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Ujian ini dilakukan dalam empat sesi setiap tahun, dan terdiri dari Computer Based Test (CBT) dan OSCE. CBT adalah ujian tulis online dengan 150 soal pilihan ganda. Nilai lulus CBT minimal 66. OSCE melibatkan ujian praktek di berbagai stasiun dengan topik yang berbeda, menguji keterampilan sesuai standar kompetensi dokter umum Indonesia.

Sumpah Dokter: Gelar dan Tanggung Jawab

Lulus UKMPPD adalah pencapaian yang membanggakan, diiringi dengan perolehan gelar dokter (dr) dan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, perjalanan masih panjang. Setelah lulus, mahasiswa harus menjalani program internship selama setahun. Ini adalah tahap di mana mahasiswa menjadi 'dokter magang', berlatih kemandirian dan persiapan sebelum memperoleh Surat Izin Praktek (SIP).

Internship: Menjadi Dokter Magang

Setelah lulus UKMPPD dan mendapatkan gelar dokter (dr) serta Surat Tanda Registrasi (STR), langkah berikutnya adalah program internship. Di fase ini, Anda akan menjadi "dokter magang" yang bertugas di berbagai unit rumah sakit. Tujuannya adalah melatih kesiapan dan kemandirian Anda sebelum memperoleh Surat Izin Praktek (SIP). Meskipun program ini memberikan gaji, yaitu berkisar antara 1 hingga 5 juta rupiah per bulan tergantung daerah dan institusi kesehatan, Anda mungkin akan menghadapi jam kerja yang panjang dan tuntutan yang tinggi.

Selama program internship, Anda akan mendapatkan kesempatan berinteraksi secara langsung dengan pasien dan merasakan nuansa sehari-hari dalam praktik medis. Anda juga akan memiliki tanggung jawab untuk mendiagnosis, memberikan perawatan dasar, dan berkolaborasi dengan dokter senior dalam merencanakan pengobatan pasien. Apabila dokter senior menganggap bahwa Anda belum cukup kompeten, Anda mungkin harus mengulang program internship untuk memenuhi standar yang ditetapkan.

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)

Bagi mereka yang ingin lebih mendalam dalam bidang tertentu, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) adalah pilihan. PPDS berlangsung selama 4 hingga 6 tahun, tergantung pada spesialisasi yang diambil. Mahasiswa dokter umum yang mengambil PPDS disebut 'dokter residen'. Bidang spesialisasi meliputi Mata, Paru-paru, Anak, Bedah, dan banyak lainnya.

FAQ:

1. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjadi seorang dokter?

Proses menjadi dokter memerlukan waktu sekitar 7-10 tahun, tergantung pada spesialisasi yang diambil setelah menyelesaikan program dokter umum.

2. Apa itu OSCE dalam ujian UKMPPD?

OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah ujian praktek yang menguji kemampuan mahasiswa dalam menebak diagnosa penyakit pasien simulasi.

3. Apakah setelah lulus UKMPPD saya langsung bisa berpraktek?

Setelah lulus UKMPPD, Anda akan mendapatkan gelar dokter (dr) dan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, Anda masih perlu menjalani program internship selama setahun sebelum mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) dan dapat berpraktek mandiri.

4. Bisakah saya berpraktek setelah lulus PPDS?

Setelah menyelesaikan program PPDS dan memperoleh sertifikasi sebagai dokter spesialis, Anda memiliki kemampuan untuk berpraktek secara mandiri dalam bidang spesialisasi yang Anda tekuni.

5. Bagaimana saya bisa memilih spesialisasi dalam program PPDS?

Pemilihan spesialisasi dalam program PPDS biasanya didasarkan pada minat pribadi, pengalaman klinis, dan kebutuhan masyarakat. Pertimbangkan bidang yang paling menginspirasi Anda dan yang Anda rasa akan memberikan kontribusi besar dalam karir medis Anda.

6. Apakah penting memiliki keterampilan komunikasi dalam karir medis?

Keterampilan komunikasi yang baik sangat penting dalam karir medis. Kemampuan berkomunikasi dengan pasien, keluarga, serta rekan sejawat adalah faktor kunci dalam memberikan perawatan yang efektif dan membangun hubungan yang baik dengan semua pihak yang terlibat.

Kesimpulan

Perjalanan menuju menjadi seorang dokter adalah langkah-langkah panjang yang memerlukan komitmen, dedikasi, dan kesungguhan. Dari masa Preklinik hingga menjadi seorang dokter spesialis, setiap tahap membawa tantangan dan pelajaran berharga. Penting untuk memahami bahwa keberhasilan dalam profesi medis tidak hanya bergantung pada kualifikasi akademis, tetapi juga pada niat tulus untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.