Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Intervensi Keperawatan Beserta Contohnya

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membantu pasien dalam mengelola masalah kesehatan yang dihadapinya dan mencapai tujuan kesehatan yang diinginkan.

Intervensi keperawatan dapat berupa tindakan langsung maupun tidak langsung, dan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi, memberikan saran atau solusi, atau melakukan tindakan fisik seperti memberikan obat atau melakukan perawatan luka.

Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk membantu pasien dalam mengelola masalah kesehatannya, mencegah terjadinya masalah kesehatan baru, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan Apa Saja?

Intervensi keperawatan dapat bervariasi, tergantung pada kondisi pasien dan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa contoh intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
  1. Mengkaji tingkat nyeri pasien dan faktor yang mempengaruhinya, seperti lokasi, intensitas, dan kualitas nyeri.
  2. Mengaplikasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti terapi panas atau dingin, relaksasi, dan teknik distraksi.
  3. Memberikan obat-obatan analgetik sesuai dengan rencana terapi yang telah ditetapkan.
  4. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara mengelola nyeri, termasuk teknik non-farmakologis yang dapat dilakukan sendiri.
  5. Memonitor tingkat nyeri pasien secara teratur dan membuat pengajuan kepada dokter jika diperlukan.
  6. Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari sebanyak mungkin, sesuai dengan tingkat nyeri yang dirasakan.
  7. Membantu pasien dalam mengelola stres yang mungkin terkait dengan nyeri yang dialami.
  8. Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapat perawatan yang terpadu dan komprehensif.
  9. Mengkaji tingkat keparahan anemia pasien dan faktor yang mempengaruhinya, seperti tingkat hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan tanda-tanda vital.
  10. Mengaplikasikan terapi farmakologis seperti pemberian obat penambah darah atau suplemen zat besi sesuai dengan rencana terapi yang telah ditetapkan.
  11. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara mengatur asupan makanan yang sehat dan kaya akan zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau tua.
  12. Mengajarkan kepada pasien tentang cara mengelola perawatan diri, termasuk cara menjaga luka agar tetap steril dan menghindari aktivitas yang berlebihan saat sedang sakit.
  13. Memonitor tingkat hemoglobin pasien secara teratur dan membuat pengajuan kepada dokter jika diperlukan.
  14. Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari sebanyak mungkin, sesuai dengan tingkat keparahan anemia

Langkah Langkah Melakukan Intervensi?

Berikut ini adalah langkah-langkah umum yang dapat dilakukan dalam melakukan intervensi keperawatan:
  1. Tentukan tujuan intervensi yang ingin dicapai.
  2. Kumpulkan data tentang kondisi pasien yang relevan dengan intervensi yang akan dilakukan. Data tersebut bisa diperoleh melalui observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik.
  3. Buat rencana intervensi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan data yang telah terkumpul.
  4. Lakukan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
  5. Monitor dan evaluasi hasil intervensi secara teratur untuk memastikan bahwa tujuan telah tercapai.
  6. Modifikasi intervensi jika diperlukan sesuai dengan perubahan kondisi pasien atau jika tujuan belum tercapai.
  7. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara mengelola perawatan diri, jika diperlukan, agar dapat terus dilakukan setelah pulang dari rumah sakit.

Apa Tujuan Intervensi Keperawatan?

Tujuan intervensi keperawatan adalah membantu pasien mencapai tujuan keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan kebutuhan yang ingin dicapai.

Intervensi keperawatan dilakukan dengan mengumpulkan data tentang kondisi pasien, menyusun rencana intervensi yang sesuai, melakukan intervensi sesuai dengan rencana, dan melakukan monitor dan evaluasi hasil intervensi secara teratur.

Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk membantu pasien mencapai keadaan yang lebih sehat dan memenuhi kebutuhan kesehatannya.

Intervensi Keperawatan Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah tinggi. Intervensi keperawatan untuk hipertensi dapat termasuk:
  1. Mengumpulkan data keluhan dan riwayat kesehatan pasien.
  2. Mengukur tekanan darah pasien secara teratur.
  3. Menyarankan peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan makan makanan tinggi garam.
  4. Menyarankan diet sehat yang rendah garam dan tinggi serat.
  5. Memberikan informasi tentang obat-obatan hipertensi yang diresepkan, cara mengambil obat dengan benar, dan efek samping yang mungkin terjadi.
  6. Mengawasi tanda-tanda dan gejala yang mungkin menunjukkan komplikasi dari hipertensi, seperti stroke atau serangan jantung.
  7. Mendorong pasien untuk memenuhi perawatan kesehatan rutin, termasuk kunjungan ke dokter dan mengikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan.
Secara umum, intervensi keperawatan untuk hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pasien ke tingkat yang aman dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Intervensi Keperawatan Sesak Nafas

Intervensi keperawatan untuk sesak nafas dapat meliputi beberapa langkah berikut:
  1. Mengukur tingkat sesak nafas pasien, meliputi tingkat keparahan, frekuensi, dan waktu yang diperlukan untuk mengambil napas.
  2. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam-dalam atau teknik distraksi, untuk mengurangi kecemasan pasien.
  3. Menganjurkan posisi tubuh yang nyaman untuk membantu pasien bernapas dengan lebih mudah, seperti duduk tegak atau berbaring dengan bantal di bawah kepala.
  4. Menyediakan oksigen tambahan jika diindikasikan oleh hasil pemeriksaan oksigen darah.
  5. Menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, seperti bronkodilator atau kortikosteroid, untuk melebarkan saluran napas dan mengurangi inflamasi.
  6. Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma, untuk membantu pasien bernapas dengan lebih mudah.
  7. Memantau tanda-tanda vital pasien secara teratur dan melaporkannya kepada dokter jika terjadi perubahan dalam kondisi pasien.

Intervensi Keperawatan Diare

Intervensi keperawatan untuk diare dapat meliputi beberapa langkah berikut:
  1. Mengukur dan mencatat frekuensi, jumlah, dan konsistensi tinja pasien.
  2. Menjaga kebersihan pasien dengan mengganti pembalut atau memberi mandi setelah buang air besar.
  3. Memberikan cairan oral tambahan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika pasien memiliki diare yang berat atau tidak mampu minum cukup cairan.
  4. Menyediakan makanan yang rendah serat dan mudah dicerna jika diindikasikan oleh hasil pemeriksaan tinja pasien.
  5. Menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, seperti loperamide atau bismuth subsalicylate, untuk mengurangi frekuensi buang air besar.
  6. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara mencegah diare, seperti mencuci tangan dengan benar dan memasak makanan dengan baik.
  7. Memantau tanda-tanda vital pasien secara teratur dan melaporkannya kepada dokter jika terjadi perubahan dalam kondisi pasien.

Intervensi Keperawatan Nyeri Akut

Intervensi keperawatan untuk nyeri akut dapat meliputi:
  1. Mengkaji tingkat nyeri pasien dan faktor yang mempengaruhinya, seperti lokasi, intensitas, dan kualitas nyeri.
  2. Mengaplikasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti terapi panas atau dingin, relaksasi, dan teknik distraksi.
  3. Memberikan obat-obatan analgetik sesuai dengan rencana terapi yang telah ditetapkan.
  4. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara mengelola nyeri, termasuk teknik non-farmakologis yang dapat dilakukan sendiri.
  5. Memonitor tingkat nyeri pasien secara teratur dan membuat pengajuan kepada dokter jika diperlukan.
  6. Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari sebanyak mungkin, sesuai dengan tingkat nyeri yang dirasakan.
  7. Membantu pasien dalam mengelola stres yang mungkin terkait dengan nyeri yang dialami.
  8. Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapat perawatan yang terpadu dan komprehensif.

Intervensi Keperawatan Resiko Infeksi

Intervensi keperawatan untuk mengurangi resiko infeksi dapat meliputi:

  1. Menjaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer.
  2. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan tangan.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar pasien dengan rutin membersihkan permukaan-permukaan yang sering disentuh dan mengganti bahan-bahan yang sudah kotor.
  4. Menjaga kebersihan peralatan medis dengan memasukkannya ke dalam autoklaf atau menggunakan metode sterilisasi yang sesuai.
  5. Mengajarkan kepada pasien tentang cara mengelola perawatan luka yang benar, termasuk menjaga kebersihan luka dan mengganti dressing sesuai dengan instruksi.
  6. Menjaga kebersihan pakaian pasien dengan mencuci pakaian pasien secara teratur dan mengganti pakaian yang kotor atau basah.
  7. Mengambil tindakan karantina jika diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi ke pasien lain.
  8. Menjaga asupan cairan dan nutrisi pasien untuk membantu sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik.
  9. Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapat perawatan yang terpadu dan komprehensif.

Intervensi Keperawatan Anemia

Intervensi keperawatan untuk anemia dapat meliputi:
  1. Mengkaji tingkat keparahan anemia pasien dan faktor yang mempengaruhinya, seperti tingkat hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan tanda-tanda vital.
  2. Mengaplikasikan terapi farmakologis seperti pemberian obat penambah darah atau suplemen zat besi sesuai dengan rencana terapi yang telah ditetapkan.
  3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang cara mengatur asupan makanan yang sehat dan kaya akan zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau tua.
  4. Mengajarkan kepada pasien tentang cara mengelola perawatan diri, termasuk cara menjaga luka agar tetap steril dan menghindari aktivitas yang berlebihan saat sedang sakit.
  5. Memonitor tingkat hemoglobin pasien secara teratur dan membuat pengajuan kepada dokter jika diperlukan.
  6. Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari sebanyak mungkin, sesuai dengan tingkat keparahan anemia yang dialami.
  7. Membantu pasien dalam mengelola stres yang mungkin terkait dengan anemia yang dialami.
  8. Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapat perawatan yang terpadu dan komprehensif.

Itulah pembahasan mengenai Pengertian Intervensi Keperawatan Beserta Contohnya, Semoga Bermanfaat!